[Fanfiction] I Love That Noona!

Annyeong, chingudeul!

Aku bawa ff baru! Dan ini FIRST FANFICTION WITH HUANG ZITAO’S MAIN CAST!

Yehet~~~

Mianhae kalo ff ini gaje, gaada feelnya /padahal pas lagi nulis tangan geter + perut geli/, alur kecepetan, de el el.

Langsung aja, CHECK IT OUT! Yehet!

i_love_that_noona_tao_hyera

Title                       : I Love That Noona!

Author                  : Black Domino

Genre                   : School, Romance, Comedy, Little bit Action (?)

Length                  : One shot

Rating                   : PG +15 / Teen

Main Cast            :

–          Huang Zitao as Tao

–          Park Hyera (OC)

Other Cast

–          Byun Baekhyun | Park Chanyeol

–          Kim Jongdae

–          Lee Aeri (OC) | Choi Eunra

 

A/N :

Semua OC milik saya. Tao, Baekhyun, Chanyeol sama Chen milik agensi, Tuhan dan orangtuanya. Don’t be a Silent Readers and Plagiarism please…

 

Love didn’t look at age, or status. The girl was my senior in school. Although it seems hard, surely I can get it. I’m sure, I can do it!
—Huang Zitao—

 

***

 

 

Hyera’s POV

Aku berjalan sempoyongan di jalan yang sepi ini. Bukan karena aku mabuk, tapi aku sangat kelelahan. Aku dihukum karena terlambat masuk sekolah selama 15 menit. Aku lupa mengerjakan pr dari Han ssaem. Dan bis kali ini meninggalkanku begitu saja. Ah, astaga. Ini benar-benar membuatku muak! Hari sudah gelap. Hanya aku sendiri disini. Aku pun berbelok ke kiri untuk melewati jalan pintas. Dan di depan sana, ada sekelompok –lebih tepatnya tiga orang— pria mabuk. Ah, aku salah jalan. Siapapun, tolong aku!

 

“Hai, gadis manis.” Sapa orang mabuk itu.

“Bermainlah dengan kami..” Ucap yang lain.

“Akan kami buat kau senang, chagi..” Ucap orang mabuk satunya lagi.

 

Mereka semua menyeringai mesum. Ah, astaga. Igeon eottokhae..

 

Shi-shireo!

 

Seseorang dari mereka memegang daguku dan memaksaku untuk menatap bola mata hitam kelamnya yang menyeramkan. Ku lihat, pria itu menyeringai puas. Astaga, ottokhae? Igeon ottokhae?? Tuhan, tolong aku—

 

“Lepaskan ‘yeojachingu’ku!” Teriak seseorang.

 

Segera aku menoleh ke arah sumber suara. Pria yang tak kukenal. Dengan wajah seram, lingkaran hitam di sekitar matanya, dan tatapan dingin dan membunuh. Kaos T-SHIRT hitam polos dengan celana jeans. Jangan lupa topi beanie /bener kan tulisannya?/ yang membuat kesan ‘angkuh’ didalamnya. Dia memasukkan tangannya ke dalam sakunya. Tapi, tunggu dulu. Apa yang dia bilang? Yeojachingu?

 

“Ini yeojachingumu, pria bodoh?”

Ne. Wae? Sekarang lepaskan.”

 

Dingin sekali. Pria itu menakutkan. Ditambah wajahnya yang seram membuatku merinding.

 

“Lepaskan atau kau mengajak perang denganku.”

 

Perang? Maksudnya seperti film-film fantasy itu?

 

“Hehe..” APA? PRIA MABUK ITU HANYA TERKEKEH? APA MAKSUDNYA HYERA BODOH?!?

 

Pria yang mengangkat daguku tadi menolehkan kepalanya ke arah teman-temannya. Dia seperti membisikkan…

 

Urus dia!

 

Dan yang benar saja, pria seram itu sekarang bertarung dengan kedua teman pria yang berada di depanku dan dimenangkan oleh sang pria seram itu. Hah? Apa itu benar?

 

“Mau masuk pemakaman apa rumah sakit, ahjussi?”

 

Astaga, sepertinya hasrat iblis pria itu timbul. Pria seram itu menyeringai siap membunuh.

 

“Ah.. Slow, bro. Slow..” Ucap pria yang berada di depanku gelagapan.

 

Pria yang berada di depanku pun berlari melewati pria seram itu dan..

 

BRUK~

 

Pria seram itu menyangkal kakinya untuk menjatuhkan pria itu. Nyaris aku tertawa karena wajah innocent pria mabuk itu. Pria seram itu hanya terkekeh menghina.

Pria mabuk itu segera berdiri lagi dan pergi dari sana. Ah, Tuhan, terima kasih. Dan kau, pria seram. Aku harus mengucapkan terima—

 

Gwenchanha, agasshi?

Nan gwenchanha. Itu juga karena kau, ahjussi.

“Panggil aku Tao. Huang Zitao. Jika kau memanggilku ahjussi, aku terlihat tua.”

 

HAHAHA~ Dia mempoutkan bibirnya.

 

“Ah, bisakah ku tahu namamu?” Tanyanya

“Hyera. Park Hyera imnida.”

“Maaf jika saya lancang. Tapi, apa kau ketua osis di Seoul Academy?”

“Tentu saja, bodoh.”

“Ah,–“

 

Ponselku berdering. Itu sebabnya pria bernama Tao itu menghentikan pembicarannya.Aku segera mengambil ponselku. Tertanda disana adalah..

Tiang Oppa 185 is Calling….

Astaga, mengapa si tiang menelponku? Tumben saja. Apa, dia mencemaskanku? Haha, oppaku ini selalu saja berlebihan. Seperti telinganya saja—Ups.

Segera aku memencet tombol hijau.

 

Yak, pendek! Cepat pulang! Aku tak ada teman untuk dibully!

 

Astaga, dia berbuat ulah lagi. Tunggu, apa Baekhyun oppa tak ada disana?

 

Oppa kan bisa membully Baekhyun oppa…”

Rasanya tak enak. Dia tak meresponku. Aku lebih suka kau yang selalu marah-marah.

 

Chanyeol oppa, kau membuat singa bangun. Bodoh.

 

“APA KAU BILANG!?!?!?”

Yak sudahlah cepat pulang, pendek! Aku sudah tak tahan lagi disini dengan Baekhyun!

Jika kau tak tahan denganku, mengapa kau memintaku untuk menemanimu menunggu Hyera, bodoh.

 

Tuh kan. Sudah kubilang, bully saja Baekhyun oppa. Ini malah bikin rusuh lagi.

 

“Hey, telinga lebar. Ingat, jika aku pulang dan melihatmu untuk pertama kalinya pada malam ini. Akan kubuat kau menjadi daging panggang untukku dan Baekhyun oppa makan. CAMKAN!”

 

Terdengar suara cekikikan pelan dari dua sumber. Sumber pertama, Tao. Sumber kedua, pastinya Baekhyun oppa yang mendengar semua perkataanku.

 

Hey, hey! Aku cuma bercanda, chagi. Hanya kau yang kupunya. Pulanglah cepat, ne. Jangan terlambat. Atau—“

 

Pembicaraannya membuatku teringat sesuatu. Ya, 5 tahun lalu. Tentang penceraian eomma dan appa. Dan kami berdua tidak ikut eomma dan appa. Dan kami pun akhirnya tinggal di rumah Baekhyun oppa, sahabat Chanyeol oppa.

 

‘Menjijikkan..’ batinku sambil pura-pura muntah.

“Atau apa?” Tanyaku pura-pura polos. Padahal, aku sebenarnya ingin menangis sekencang-kencangnya sekarang juga.

Lupakan. Mianhae..

“Sudahlah, itu sudah 5 tahun yang lalu. Kuharap, kau dan aku.. bisa menerimanya.. hiks.”

 

Hah? Tadi apa? Aku menangis?

 

Hyera? Hyera kau menangis? Hey, uljima. Mianhae. Maafkan oppa, ne~

 

Tiba-tiba,

 

“Mianhamnida jika aku lancang, Hyera-ssi.”

 

Tao berdiri didepanku dan mengarahkan tangannya untuk menghapus air mataku. Saat Tao menatapku, tersirat di matanya saat aku menatap matanya kekecewaan dan kekhawatiran. Tiba-tiba, dia memelukku.

 

“Menangislah, noona. Mungkin, dengan menangis kau bisa lebih baik lagi.” Ucap Tao.

Hyera-ya? Hyera? Siapa namja yang bersamamu? Namjachingumu? OMO, kau ternyata lebih cepat dariku.

 

Aku segera melepas pelukan Tao…

 

“YA!!! JIKA KAU SUDAH BOSAN HIDUP, LAPOR AKU!” Ucapku pada pria yang menelponku.

Yak, kau berisik sekali, Hyera. Pokoknya, cepat pulang!

 

Dingin sekali perkataan Baekhyun. Bukannya, dia periang ya?

 

N-ne, oppadeul. Aku akan pulang. Bye!”

 

Aku segera mematikan percakapan teleponnya dan langsung berhambur ke pelukan Tao, tanpa sadar. Aku menangis sejadi-jadinya.

 

“TAO-SSI… AKU KECEWA DENGAN ORANGTUAKU.. TANPA SEBAB MEREKA BERCERAI DAN MENINGGALKANKU BERDUA DENGAN OPPAKU 5 TAHUN YANG LALU… APA YANG.. hiks.. HARUS KULAKUKAN, TAO-SSI?? Hiks.. Hiks..”

 

Author POV

Dengan spontan, Hyera berbicara layaknya orang kesurupan pada orang yang baru dikenalnya. Ia tiba-tiba saja menumpahkan kesedihan yang telah terjadi, 5 tahun yang lalu. Ketika, hari itu adalah hari spesial bagi keluarga mereka. Ya, ulang tahun pernikahan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Hari itu menjadi hari tersial bagi keluarga mereka –menurut Chanyeol dan Hyera— karena saat itu. Tepat di depan Hyera dan Chanyeol. Eommanya mengucapkan…

 

“YA, LEBIH BAIK KITA CERAI! AKU SUDAH MUAK DENGANMU!”

 

Tao terluka melihat gadis itu menangis. Namun, ia mempunyai sisi senang. Hyera memeluknya. Tapi, mau apa lagi. Tao sendiri yang menyuruh Hyera untuk menangis.

Secara halus, ia mengusap punggung Hyera.

 

“Kau hanya bisa melupakan itu dan lihatlah yang berada di depanmu. Itu hanya peristiwa masa lalu. Untuk apa kau memikirkan itu? Itu hanya menambah bebanmu.”

 

Tao tersenyum. Ya, senyum kekecewaan. Ia tak perlihatkan senyum itu pada Hyera. Takut gadis itu mungkin akan lebih kecewa.

 

“Ah, mianhamnida. Mianhamnida, aku sudah lancang padamu Tao-ssi.” Ucapnya setelah melepas pelukannya.

Gwenchanha. Tak apa, noona. Jika kau sedang kesal, datang saja padaku. Aku akan meminjamkan pundakku.”

“Tapi apa kau sadar, Tao-ssi? Aku tak mungkin bertemu denganmu lagi.”

“Kau bisa menghubungiku.”

“Ah iya, ya. Aku lupa.”

 

Tao hanya menghela nafasnya pelan.

 

“Lalu? Mana nomormu?” Tanya Hyera.

 

Hyera menyodorkan ponselnya. Tao pun mengetik nomor ponselnya dengan cepat, tanpa typo (?) sedikitpun. Ia pun mengembalikan ponsel itu pada Hyera, sambil tersenyum tipis.

 

“Ah, kansahamnida. Tao-ssi.”

Gwenchanha. Tenang saja, noona.

 

***

 

“YAK, HYERA KAU LAMA SEKALI SIPUT! DASAR PENDEK!”

 

Chanyeol, oppa kandung dari Hyera, teriak tak jelas ketika Hyera datang malam-malam dan dengan muka yang ditekuk.

Sedangkan saksi mereka berdua, Byun Baekhyun, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah melihat kelakukan adik kakak ini. Dan ia malah merasa terhibur karena ia mendapatkan tontonan gratis.

 

“Kau membangunkan singa tidur, Chanyeol-ah. Kau tak sadar itu?” Bisik Baekhyun.

 

Chanyeol hanya bisa menyeringai innocent.

 

Hana..

Dul..

Set..

 

Kejar-kejaran pun terjadi antara kedua kakak beradik ini.

 

Ibunya ngidam apa ya? Mengapa bisa kedua orang aneh di depanku membuat tontonan gratis dengan cara mereka sendiri?’ Batin Baekhyun.

 

“YA, MIANHAE HYERAA!!”

“TAK AKAN KUMAAFKAN!!”

 

***

 

A few Days later…

08:15 AM KST.

Suatu hari di Seoul Academy, dikelas 2-B ada seorang siswa baru. Para gadis berteriak karena ke-cool-an dari siswa itu. Ya, pria berkulit sedikit gelap, dengan mata panda yang jika ditatap, seperti diimintidasi.

 

Annyeonghaseyo. Naneun Huang Zitao imnida. Panggil saja Tao. Saya berasal dari China. Bangapseumnida.”

 

Tak lupa dengan nada bicara dinginnya yang bisa membekukan hati para gadis. Ia sedikit menunduk.

 

“Ya, Tao. Duduklah disamping Aeri.” Ucap ssaem-nya.

Ne, sonsaengnim. Kansahamnida.

 

Ia segera duduk disebelah gadis yang ditunjukkan oleh ssaemnya. Gadis itu, Aeri, menatapnya penuh kebahagiaan.

 

Annyeong, Tao-ya! Lee Aeri imnida.” Ucap Aeri sambil menyodorkan tangannya.

 

Tao segera menatap Aeri dengan tatapan dingin nan menusuknya, tanpa ada sedikitpun niat untuk membalas perkenalan pertama mereka.

Aeri hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan kembali mendengarkan ssaem mereka mengajar.

 

***

 

Noona, temui aku di taman sekolah Seoul Academy sekarang.

Hyera terus saja membaca pesan itu. Itu dari si pria yang mau mau saja meminjamkan bahunya pada Hyera. Siapa lagi jika bukan Tao?

Hey, memangnya kau siswa di SA sekarang? Lalu, taman yang mana? Taman belakang? Taman tengah? Jangan mempermainkanku.

Hyera memutuskan untuk menunggu pria itu di taman tengah.

Tiba-tiba, semuanya gelap. Satu-satunya sahabat Hyera ini sekarang mulai mencoba untuk bermain tebak-tebakan.

Hyera hafal bau badan sahabatnya ini. Dan terpaksa—

 

“Ya, Jongdae-ya! Apa yang kau lakukan?”

 

—rencananya gagal.

 

“Hyera-ya, temani aku ke ruang musik sekarang, ne~” Pinta sahabat Hyera sambil melepaskan tangannya dari mata Hyera. Kim Jongdae.

“Untuk apa? Latihan vokal lagi? Aku ada janji dengan seseorang sekarang.”

“Siapa dia, Hyera-ya? Pacar backstreetmu?”

 

PLETAK!

 

Satu jitakan berhasil mendarat di kepala Jongdae.

 

“Sudah kubilang, aku tak punya pacar.”

“Lalu, siapa yang ingin menemuimu?”

“Tao. Huang Zitao.”

“Ah, anak baru itu ya? Kau mengenalnya?” Ucap Jongdae sambil duduk di samping Hyera.

“Anak baru? Maksudmu?”

“Yak, kau tak tahu? Pria china itu siswa baru di kelas 2-B.”

 

Tanpa mereka ketahui, Tao sudah melihat semuanya. Ia ingin menceritakan kebahagiaannya dan surprise pada Hyera karena masuk ke dalam Seoul Academy. Namun, keberuntungan tak berpihak dalam padanya. Hyera sudah tau semuanya. Dari sahabatnya itu, Kim Jongdae. Perlahan, ia mundur beberapa langkah dan langsung mengambil ponselnya di saku blazernya. Ia mengirim pesan pada Hyera.

Ah, mian noona. Kurasa, nanti saja kita bertemu. Aku ada urusan sebentar. Mianhamnida, noona.

Hyera menghela nafasnya ketika ia membaca isi pesan Tao padanya. Ia pun menoleh ke arah Jongdae yang berada di sebelahnya. Hyera pun berdiri. Jongdae yang bingung tiba-tiba mengikuti apa yang Hyera lakukan. Hyera tersenyum manis pada Jongdae.

 

“Kau mau ke ruang musik, kan?” Tanya Hyera.

Ne?

“Aku ikut. Aku ingin mengasah kemampuan pianoku.”

 

Hyera menarik pergelangan Jongdae.

 

Hyera, akhirnya kau menemaniku juga! Sudah kuduga kau akan mengasah kemampuan pianomu!’ batin Jongdae.

Dan mereka pergi dari taman. Meninggalkan Tao yang sakit hati di kelasnya. Mungkin, dewi fortuna sekarang mungkin sedang mengurus orang lain, pikir Tao.

 

***

 

Berbulan-bulan pun berlalu. Hubungan Tao dan Hyera pun makin dekat. Tao sudah tercatat sebagai sahabat Hyera, dan juga Jongdae. Dulu, Tao kira mereka berdua adalah sepasang kekasih. Namun, tebakannya salah. Hyera dan Jongdae hanyalah sahabat. Tidak lebih. Dan Tao pun mulai bisa berhubungan dengan Jongdae, juga karena Hyera. Hyera memaksanya.

Tao juga sudah dikenal oleh Chanyeol. Sebagai teman dari Hyera. Tao risih dengan pria yang selalu berada di samping Hyera. Tau siapa? Siapa lagi jika bukan Jongdae –notabenenya adalah sahabat terdekat Hyera— dan pria bernama Baekhyun –pemilik rumah yang ditempati Chanyeol dan Hyera—. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Jongdae. Namun, jika Baekhyun? Tao tak menyukai Baekhyun. Karena ia tahu Hyera sangat menyukai, bahkan mencintai Baekhyun. Baekhyun pun juga. Tao segera memendam perasaannya pada Hyera yang bisa-bisa saja makin membesar.

Malam ini, Tao sekarang sudah berada di depan rumah Hyera. Ia ingin belajar sejarah dengan Hyera karena ia tahu jika sejarah adalah spesialis Hyera. Maka dari itu, mungkin ia bisa pintar sejarah dengan sekejap—itu pikiran Tao. Ia memakai kaos T-Shirt hitam dengan kemeja biru kotak-kotak yang tak ia kancingi, dengan celana jeans dan snapback yang ia pakai terbalik. Ia sedikit ragu dengan pikirannya. Ia pun memberanikan diri untuk memencet bel rumahnya.

“TING NONG~”

Seorang pria berambut hitam muncul dari balik pintu. Itu Baekhyun. Baekhyun tersenyum manis padanya dan mempersilahkan Tao untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia pun masuk dengan Baekhyun dan duduk di sofa.

 

“Kau mencari Hyera, kan?” Tanya Baekhyun.

Ne, hyung. Aku mencarinya. Ada tidak?”

“Ada, aku panggilkan dulu.”

 

Tao tahu apa yang akan Baekhyun lakukan ketika Baekhyun menarik nafas dalam-dalam. Tao segera menutup telinganya.

 

“YA, PARK HYERA! CEPAT KEMARI! TAO MENCARIMU!”

 

Terdengar begitu menggelegar suara teriakan Baekhyun yang kira-kira 5 octav itu. Tao saja sampai bersembunyi ke bawah meja. Takut jika Baekhyun membuat gempa.

Sedangkan di kamar Hyera, Hyera sudah menyumpah serapahi Baekhyun yang hampir membuat telinganya rusak. Tapi, sumpah serapahnya itu ia hentikan karena ia sadar. Ia mencintai Baekhyun. Ia tak mau membuat Baekhyun menderita, apalagi jika itu karena ulahnya sendiri.

Ia segera turun dengan celana hotpants jeansnya dan kemeja berwarna pink. Kemeja yang sama dengan Tao, namun berbeda warna. Dengan kacamata yang sudah bertengger dengan manis (?) di depan matanya dan rambutnya yang ia kuncir kuda.

Tao yang melihat penampilan Hyera pun mulai tersenyum kaku. Ia tak tahu jika Hyera bisa ‘seterbuka’ ini.

 

“Tao? Ada apa?” Tanya Hyera.

“Ah-ah aku.. Aku mau kau ajarkan aku se-sejarah.” Gugup Tao.

“Sejarah?”

 

Hyera pun mulai mengambil buku Tao dan membacanya sekilas.

 

“Semuanya?”

Ne, noona. Jebal, aku tak mengerti semuanya.”

 

Hyera menghela nafas panjang.

 

Ne. Kau dan aku belajar di kamarku, ya!”

“Ka-kamarmu?”

Ne? Kau gugup? Tenang, kamarku tak norak seperti gadis yang lain, kok.”

“B-Baiklah.”

 

Hyera segera menyeret (?) eh maksudnya menarik Tao menuju kamarnya. Sesampainya mereka di kamar Hyera, ia mendudukkan Tao di tepi kasurnya. Dan mulai mengajarkan Tao tentang sejarah. Tiba-tiba…

 

Noona?

Ne?

“Apa kau tahu… dimana..”

“Hmm?”

“Toilet.”

 

Hampir saja Hyera meledakkan tawanya karena tingkah Tao yang polos ini.

 

“Itu berada di samping kanan kamarku.”

“Ah, gomawo noona.”

Ne.”

 

Tao pun segera berlari menuju kamar mandi yang diberitahu oleh Hyera.

 

Sementara itu, Baekhyun datang ke kamarnya. Dan dalam seketika…

Semua menghitam.

 

“HYAA~ MATI LAM—“

“sstt.. Diamlah. Hanya mati lampu saja kau ketakutan.”

“Baekhyun oppa?

Ne? Wae?

“Ah, ani.”

Baekhyun membuat pipi Hyera memanas dan menimbulkan semburat merah dipipinya. Untung saja, ada penerangan ruangan yang berada di depannya, dan disini terlihat sangat gelap. Hyera tidak akan berbicara lagi pada Baekhyun jika Baekhyun melihat wajahnya sekarang.

Baekhyun pun berdiri dan mencari saklar yang berada tepat di samping pintu.

 

“CKLEK.. CKLEK.. CKLEK..”

 

Saklar lampu itu tidak berfungsi. Baekhyun pun bertanya pada Hyera.

 

“Hyera, apa kau punya stok lampu?”

“Eh? Stok lampu? Aku punya. Ada di meja belajar.”

 

Baekhyun pun segera berjalan berhati-hati menuju meja belajar Hyera dan mengambil lampu cadangannya. Lalu, mengambil kursi dan mencoba untuk mengganti lampunya.

 

“Hyera, tolong bantu aku..”

“Bantu apa, oppa?”

“Tolong pegang erat-erat kursinya. Jangan sampai oleng. Jika oleng, aku terjatuh.”

N-ne.

 

Hyera pun memegang dengan erat kursi yang diinjak Baekhyun. Namun, Baekhyun harus menjinjit dan membuat tubuhnya oleng. Baekhyun terjatuh menimpa Hyera, setelah Baekhyun mengganti lampu kamar Hyera. Hyera dibawah, Baekhyun diatas. Dan saat itu, wajah mereka sangat dekat. Naluri Baekhyun mulai liar. Ia mencium Hyera dengan liar. Ia menggigit pelan bibir Hyera agar ia merasa puas. Hyera sedikit tersentak dengan sikap Baekhyun sekarang. Namun, ia mulai nafsu dan membalas ciuman Baekhyun.

 

Tao’s POV

Akhirnya, selesai juga ritual kamar mandiku (?) ini. Aku segera berlari menuju kamar. Aku takut karena tadi aku sedikit mendengar teriakan dari Hyera noona. Dan aku mendapat kamar Hyera noona yang gelap. Aku pun mencoba menyalakan lampu. Astaga, pemandangan apa ini? Mereka.. Berdua..? Aku segera menutup mulutku. Dan mulai berjalan ke belakang. Tapi, itu membuat Hyera noona dan pria itu terkejut. Aku menelan salivaku kasar.

 

“Ta-Tao. Itu bukan seperti—“ Ucapan Hyera noona terbata-bata.

“Aku mengerti. Mianhamnida telah menghancurkan acara kalian. Kalian bisa melanjutkannya.” Ucapku dan segera pergi dari kamar Hyera noona, dan juga rumahnya.

Terakhir, aku hanya bisa mendengar teriakan Hyera noona yang memanggil-manggil namaku.

 

***

 

Hyera’s POV

Tak ada Tao yang dulu. Sekarang, hanya ada Tao yang dingin terhadap semua orang, termasuk aku. Aku tak mengerti mengapa ia bisa seperti itu. Apa karena ‘kecelakaan’ aku dengan Baekhyun oppa yang ia lihat?

Tao salah paham. Bahkan, ia mengganti embel-embel noona menjadi sunbae? Apa maksudnya itu?!?

Jujur, aku sakit hati melihat Tao yang bersikap dingin dan acuh padaku. Tak seperti yang dulu. Yang selalu membuatku tertawa, mengajarkanku ‘martial art’ atau yang biasa ia sebut Wushu, dan yang bisa-bisanya meminjamkan pundaknya untuk aku tangisi. Ya, aku tahu sebenarnya apa yang terjadi. Baekhyun men-death glare padaku agar aku menerima ciumannya. Aku tahu, dia pasti –mungkin—sedang kecewa dengan kekasihnya, Choi Eunra –adik Sulli sunbae, seniorku yang sudah lulus 2 tahun yang lalu. Ya, walaupun sebenarnya aku suka dengan Baekhyun sendiri. Namun, ada yang aneh saat aku berciuman dengan Baekhyun, yang terkesan memaksa dan menuntut. Aku tak merasakan detakan jantung yang biasanya lebih cepat 4 kali, dan juga tak merasakan rasa  geli di perutku. Apa maksudnya ini?

Kuputuskan, untuk menemui Tao di kelasnya. Aku segera berlari dan tak mengindahkan panggilan 4 oktavnya Jongdae. Aku hanya perlu satu. Menjelaskan yang terjadi denganku dan Baekhyun beberapa hari yang lalu.

Ya, aku sakit hati. Ia sedang bercanda gurau bersama seorang gadis –yang pastinya dia adalah hoobaeku— yang bisa dibilang cantik melebihiku. Aku menggigit bibirku pelan. Bingung antara meninggalkannya atau menjelaskannya sekarang. Gadis itu sangat kukenal, dia anggota osis juga. Jika tak salah, namanya Lee Aeri. Gadis yang kuduga bernama Aeri itu menoleh ke arahku, dan tersenyum sinis. Dia terlihat seperti menemukan ide. Dia segera tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangannya.

 

“Hyera sunbae! Ketua! Kemarilah!” Ujarnya.

 

Tao pun yang membelakangiku mulai menoleh ke arahku, dan dia sedikit terkejut. Dia pun memberikan tatapan datarnya. Sungguh, ini sakit. Dan, apa ini? Jantungku sekarang berdetak 4 bahkan sampai 5 kali lebih. Apa ini? Apa aku mulai… Mempunyai rasa pada Tao? Hey, dia hoobaeku. Mana mungkin aku menaruh rasa padanya.

 

“Ah, annyeong Ketua!” Sapa Aeri.

A-annyeong, em… Aeri-ssi. Annyeong, Tao!”

“…”

 

Astaga, dia tak menjawab sapaanku. Dia menatapku dingin dan menusuk. Dan langsung berlalu dari hadapanku. Dan kuputuskan untuk mengejarnya.

 

“Tao! Tao! Jangan lari! Chamkamman! Ya, Tao!”

 

Sialnya dia terus berlari, dan berlari. Dan sepertinya, dia membawaku ke suatu tempat.

 

***

 

Author POV

Tao sengaja lari dan membuat Hyera mengejarnya. Tao membawa Hyera ke taman belakang sekolah.

 

“Tao! Berhenti!” Teriak Hyera

 

Keinginan Tao sudah terpenuhi. Ya, mereka sudah berada di taman belakang. Dan secara otomatis, Tao juga berhenti. Hyera pun segera berlari menuju Tao. Hyera sudah berada di belakang Tao.

 

Rencana berjalan dengan sempurna…’ Batin Tao sambil menyeringai puas.

 

Hyera menepuk pundak Tao. Tao segera berbalik dan memeluk Hyera. Hyera tercengang melihat perilaku Tao yang ‘tiba-tiba’ seperti ini. Namun…

 

DEG! DEG! DEG! DEG!

 

Jantung mereka berdua bekerja lebih cepat sekarang.

 

Mi-mianhae. Mianhae, Tao-ya. Kejadian beberapa hari lalu—“

 

CHU~

 

Tao membungkam bibir Hyera dengan bibirnya. Ia tak mau mendengar kejadian beberapa hari yang lalu. Hyera terkejut dengan perlakuan Tao yang sekarang seperti ini. Namun, jantungnya bekerja lebih cepat dari yang tadi. Dan mereka berdua merasa perutnya digelitiki (?) oleh kupu-kupu. Terasa geli. Tanpa sadar, Hyera membalas ciuman dari Tao. Sontak Tao sedikit terkejut dengan balasan dari Hyera. Disaat Hyera kekurangan oksigen, ia mendorong dada Tao untuk menjauh darinya. Agar ia bisa bernafas. Tao dengan sedikit kecewa melepaskan pertautan bibir mereka dengan pelan. Dan mulai mengisi oksigen ke dalam tubuh mereka berdua.

 

Mianhae, noona. Mianhae, sudah lancang padamu.” Ujar Tao sambil menunduk malu.

 

Hyera tersenyum penuh dengan ketulusan.

 

“Se-sebenarnya, aku mau bilang.. Sa-sa—“

 

Hyera menarik dagu Tao dengan cepat dan…

 

CHU~

 

Kali ini, Hyera yang membungkam bibir Tao dengan bibirnya. Tao terkejut dan mulai saling melumat. Manis. Itu yang dirasakan mereka berdua. 2 menit berlalu, dan Hyera melepaskan ciumannya. Mereka saling memandang pipi lawannya yang semerah tomat.

 

“Aku sudah tahu semuanya. Sejak kau pertama menciumku tadi. Sungguh, ini balasanku. Kau mengerti?” Tanya Hyera, sambil tersenyum hangat pada Tao.

“Ja-jadi?? Noo-noona??”

Ne. Nado saranghae, Tao-ya.”

 

Tao tersenyum penuh dengan kebahagiaan, dan mulai memeluk yeojachingu barunya. Ia merasa hari ini adalah hari terbaik di dalam hidupnya. Tao mencintai Hyera, dan juga sebaliknya. Tao mulai melepaskan pelukannya dan mulai mencium satu sama lain. Sambil menutup mata. Tangan kanan Tao menekan tengkuk Hyera untuk semakin memperdalam ciumannya, dan tangan kirinya memeluk badan Hyera.

 

EHEM… (?)

 

Suara deheman seseorang mengejutkan mereka dan secara otomatis, mereka melepaskan pertautan bibir mereka dan segera menoleh ke arah sumber suara. Terlihat, Aeri, Chanyeol, Baekhyun, dan juga Eunra –yeojachingu Baekhyun. Mereka semua tersenyum penuh minat ke arah Tao dan Hyera.

 

“Hyera-ya.. Kau mendahuluiku!!” Ujar Chanyeol.

“Memangnya kenapa, oppa?”

“Kau tak menunggu oppa kesayanganmu ini, huh?” Tanya Chanyeol sambil mengacak rambut Hyera.

Mianhae, hyung. Aku sudah lancang pada adikmu.” Ucap Tao.

“Hey! Tak usah minta maaf. Kami sudah tau semuanya.” Ujar Baekhyun sambil merangkul mesra Eunra.

 

Eunra mengangguk sebagai tanda setuju dengan perkataan Baekhyun. Aeri mengelus-elus kameranya penuh kasih sayang. Dan mulai menoleh ke arah kedua pasangan itu.

 

“Tak apalah cintaku ini bertepuk sebelah tangan…” Keluh Aeri.

“Tak apa, Aeri-ya. Masih ada Chanyeol oppa yang setia denganmu…” Goda Chanyeol sambil merangkul mesra Aeri.

“Apa-apaan kau!” Teriak Aeri sambil melepaskan rangkulan Chanyeol.

“Ahahahahaha..” Mereka semua tertawa melihat tingkah Aeri-Chanyeol.

 

Love didn’t look at age, or status. The girl was my senior in school. Although it seems hard, surely I can get it. I’m sure, I can do it!
And now, I get it.

—Huang Zitao—

 

—END—

 

Annyeong!

Akhirnya, ff ini keluar juga. HAHAHAHAHA~ #ketawagaje

Ini First Fanfiction yang main castnya si Shower Panda AB Style kitaa!!

Need sequel? Or not?

Mianhae, ini ngebut loh. 5 harian mungkin aku ngetik?

Haha, pokoknya makasih buat semua yang udah baca ff ini dan…

 

DON’T FORGET TO READ, LIKE AND COMMENT! DON’T BE A SILENT READERS! DON’T PLAGIARISM MY FANFICTION! OR YOU DIEEE!!! 

 

 

Jangan bikin aku marah ya! Karena ini kan bulan Ramadhan, okeh!

Kansahamnida,

Pai pai~~

 

One thought on “[Fanfiction] I Love That Noona!

  1. annyeong chingu~ya…mian klo udh manggil kamu gtu…jujur pengen akrab jd skrg sok diakrab in…hehehe *ditabok author…
    Keren nih aku suka Tao nya manis bgt dsni…saye suke saye suke…hehehe
    Salam kenal…sekali lagi…annyeong *bow bareng Tao

Leave a comment